Selasa, 08 September 2015

abal abal

Detik penyesalan
 
Telontar juga ungkapan pedasku,
 Tanpa pikir hancurlah hatinya
Telah kukoyak kelembutan hati
Tak mampu kudengar bisikan nurani
 Yang ada hanya amarah gelombang emosi


Umpan tak diundang mengaitku dalam
 Satu detik telah berlalu
Detik yang satu kali dalam hidup
 Tak mampu ku kembali pada detik itu
Kini hanya tersisa berkas penyesalan
Ruang otakku kosong, tak mampu berpikir
Mulut ini telah memutus rantai persabatan  


Sorot matanya memantulkan aku sebagai sosok mengerikan  

Ia hanya terdiam membisu
  Menyelami kesakitan dalam jiwa

 Sebongkah kecewa  mengganjal hatinya
  Linang air matanya tak terbendung
Akulah orang yang menoreh luka dalam  Menancapkan paku abadi  


‘Maaf’ ingin kulontarkan,
Tapi mulutku kaku,
Akankan satu kata cukup menghapus sakit itu? Akankah kata itu mampu membalut lukanya?
Tak berkutik aku disini
Hanya terdiam
Terbenam dalam laut penyesalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar