Detik penyesalan
Telontar juga ungkapan pedasku,
Tanpa pikir hancurlah hatinya
Telah kukoyak kelembutan hati
Tak mampu kudengar bisikan nurani
Yang ada hanya amarah gelombang emosi
Umpan tak diundang mengaitku dalam
Satu detik telah berlalu
Detik yang satu kali dalam hidup
Tak mampu ku kembali pada detik itu
Kini hanya tersisa berkas penyesalan
Ruang otakku kosong, tak mampu berpikir
Mulut ini telah memutus rantai persabatan
Sorot matanya memantulkan aku sebagai sosok mengerikan
Ia hanya terdiam membisu
Menyelami kesakitan dalam jiwa
Sebongkah kecewa mengganjal hatinya
Linang air matanya tak terbendung
Akulah orang yang menoreh luka dalam Menancapkan paku abadi
‘Maaf’ ingin kulontarkan,
Tapi mulutku kaku,
Akankan satu kata cukup menghapus sakit itu? Akankah kata itu mampu membalut lukanya?
Tak berkutik aku disini
Hanya terdiam
Terbenam dalam laut penyesalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar